PROMOUKM.COM | Jakarta– Ramadan kembali menjadi momen penting bagi pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya di sektor kuliner, untuk meraup keuntungan besar.
Sekretaris Kementerian (Sesmen) UMKM, Arif Rahman Hakim, Rabu (5/3/2025), menegaskan bahwa Ramadan selalu menjadi waktu yang strategis bagi pelaku usaha kuliner untuk meningkatkan pendapatan.
“Tahun lalu, fenomena war takjil yang viral di media sosial membantu pengusaha UMKM kuliner meningkatkan penghasilan mereka. Tahun ini, kami berharap pengusaha UMKM dapat kembali memanfaatkan momentum Ramadan sekaligus mengakses kemudahan yang diberikan pemerintah,” ujar Arif.
Menurutnya, pemerintah telah memberikan berbagai kemudahan dan perlindungan bagi UMKM, seperti penyederhanaan izin usaha, alokasi khusus di area publik, pengawasan kualitas, hingga dukungan pendanaan.
“Pemerintah hadir untuk memastikan pengusaha UMKM dapat berjualan dengan aman dan nyaman. Selain itu, pengawasan kualitas makanan juga dilakukan agar produk yang dijual aman dikonsumsi,” tambahnya.
Optimisme Konsumen dan Pertumbuhan Industri Kuliner
Berdasarkan data Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tahun 2020–2023 selalu meningkat menjelang Ramadan. Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi inilah yang dimanfaatkan UMKM untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Data Kementerian UMKM mencatat bahwa subsektor kuliner di Indonesia digeluti oleh sekitar 2,9 juta pengusaha. Sementara itu, data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa industri makanan dan minuman (mamin) mengalami pertumbuhan sebesar 5,82 persen pada triwulan III tahun 2024, melampaui pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional yang hanya 4,95 persen. Industri mamin juga menyumbang 40,17 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, menjadikannya subsektor dengan kontribusi terbesar.
Menurut hasil kajian Dosen Departemen Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Zahra Kemala Nindita Murad, perputaran uang saat Ramadan bagi UMKM banyak terjadi di momen buka puasa. Tradisi buka bersama yang melibatkan keluarga, teman, hingga mitra bisnis menjadi faktor utama tingginya transaksi di sektor kuliner.[]